Selasa, 24 Juli 2012
Wisata Medan
Wisata Medan, Bukan Hanya Istana Maimun
Mereka
yang berwisata ke kota Medan, Sumatra Utara, biasanya menuju Istana
Maimun, istana kebesaran Kerajaan Deli yang memang dikenal sebagai
bangunan terindah di kota itu.
Namun, Kota Medan sebenarnya memiliki beberapa tempat wisata menarik dan terbilang baru.
Apalagi Istana Maimun yang mulai didirikan pada 26 Agustus 1888 dan
diresmikan 18 Mei 1891 oleh Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa Alamsyah
tersebut, kondisinya kurang terawat akibat minimnya biaya yang dimiliki
oleh keluarga sultan.
Beberapa tempat yang layak dikunjungi antara lain “Rahmat
International Wildlife Museum & Gallery” (diresmikan tahun 1999
setelah selesai dikembangkan pada 23 oktober 2007) dan “Tjong A Fie
Mansion” (mulai dibuka untuk umum pada 2009).
Menurut seorang pemandu wisata, “Rahmat Internasional Wildlife
Gallery & Museum” bahkan kini menjadi tempat kunjungan wajib paket
wisata ke Medan.
“Rahmat International Wildlife Museum & Gallery” adalah museum
dan galeri satu-satunya di Asia yang memiliki lebih kurang 1.000 spesies
satwa yang telah diawetkan dari berbagai negara. Museum dan galeri ini
diresmikan pada 14 Mei 1999. Setelah dilakukan pengembangan gedung yang
selesai pada 23 oktober 2007, luas gedung menjadi 2.970 meter persegi.
Museum dan galeri ini menampilkan berbagai koleksi satwa liar yang
telah diawetkan dari yang terkecil hingga yang terbesar yang ditempatkan
sesuai dengan habitatnya. Hewan tersebut mulai dari nyamuk, kupu-kupu,
berbagai jenis ikan hingga beruang, badak, singa, macan, dan gajah.
Koleksi yang dinamai “African Big Five” menampilkan lima satwa liar
paling berbahaya dan terbesar, yakni gajah, badak putih, banteng, singa,
dan macan tutul.
Di ruang “Bear Room” dapat dilihat berbagai jenis beruang yang
berasal dari daerah tropis hingga daerah Antartika. Sementara berbagai
jenis kambing gunung dan domba liar ditempatkan secara alami pada sebuah
gunung dengan tema “Mountain of Sheep”.
“Night Safari” menghadirkan suasana kehidupan satwa liar di malam
hari. Pengunjung juga bisa melihat “Cats of the World” yang menampilkan
berbagai jenis kucing di seluruh penjuru dunia, dan “Dry Aquarium” yang
berisikan berbagai jenis satwa air.
Satwa koleksi tersebut berasal dari perburuan sah dengan konsep
konservasi dengan pemanfaatan hewan yang mati di berbagai taman hewan
dan kebun binatang, pemberian dan sumbangan dari berbagai kalangan,
serta pembelian hewan secara sah dari berbagai negara.
Tempat ini didirikan oleh Rahmat Shah yang menjadi putera pertama
Indonesia yang menerima “Internasional Conservation Award”, “Big Five
Grand Slam Award”, “Dangerous Games of Afrika Award”, “World Hunting
Award” dan penghargaan lingkungan hidup nasional dan internasional
lainnya.
Rahmat yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumut
adalah penggemar olahraga berburu konservasi profesional kelas dunia
serta pencita alam yang telah berpetualang di berbagai penjuru dunia.
Letaknya di Jalan S Partman yang tidak terlalu jauh dari Bandara
Polonia, membuat mereka yang ingin segera meninggalkan Medan bisa mampir
sebentar.
Bagi penggemar wisata sejarah jangan lewatkan Tjong A Fie Mansion,
yang merupakan rumah seorang tokoh multikultural dan pengusaha besar
pada jamannya yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah kota Medan.
Jasanya Tjong A Fie cukup besar terhadap kedamaian dan kemakmuran di kota Medan.
Sebelumnya, rumah tersebut belum diperkenankan dibuka untuk kunjungan
umum dengan alasan keamanan mengingat usianya yang sudah lebih 100
tahun.
“Tjong A Fie Mansion” sudah menjadi benda cagar budaya yang
dilindungi berdasarkan Perda Kota Medan No.6 Tahun 1988 yang diperkuat
dengan SK Walikota Medan No.188.342/382/SK/1989 dan No.
188.342/383/SK/2000.
Tjong A Fie memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap Kota Medan,
misalnya dia turut andil dalam pembangunan Masjid Raya Al-Mashum,
Istana Maimun, Kereta Api Deli (DSM), Masjid Gang Bengkok, Gereja di
Jalan Uskup Agung Sugiopranoto, Balai Kota Lama, Kuil Budha China di
Brayan, Kuil Hindu, dan Jembatan Kebajikan di Jalan Zainul Arifin.
Ia juga tercatat sebagai pendiri Rumah Sakit China pertama di Medan,
pendiri Batavia Bank dan Deli Bank. Perkebunan yang dipimpinya memiliki
lebih dari 10.000 tenaga kerja dan luas kebunnya mengalahkan luas
perkebunan milik Deli Matschapaij yang dirintis oleh Jacobus Nienhuys
yang dikenal dengan Peletak Dasar Budaya Perkebunan di Sumatra Utara.
Menurut situs “Tjong A Fie Memorial Institute”, pria ini lahir di
provinsi Guangdong di Tiongkok pada tahun 1860. Tjong A Fie datang ke
Medan dari Meixian, Guangdong pada tahun 1875 dengan hanya membawa
beberapa koin perak di tangannya.
Bersama dengan saudaranya Tjong Yong Hian (1850-1911), dia berhasil
membangun usaha dalam bidang perkebunan. Perusahaannya mempekerjakan
lebih dari 10.000 karyawan.
Keberhasilannya tersebut membuat dia mempunyai hubungan yang dekat
dengan para petinggi Medan pada saat itu, di antaranya Sultan Deli
Makmun Al Rasjid dan pejabat-pejabat kolonial Belanda. Tjong A Fie pun
lalu dilantik sebagai Kapitan China (”Majoor der Chineezen”), pemimpin
komunitas Tionghoa di Medan, menggantikan Yong Hian yang wafat.
Salah satu peninggalannya yang masih terkenal hingga saat ini adalah
rumahnya di kawasan Kesawan. Diselesaikan pada tahun 1900, rumahnya yang
menunjukkan pengaruh campuran Art Deco-Tionghoa-Barat kini menjadi
salah satu ikon kota Medan dan saat ini menjadi “Tjong A Fie Memorial
Institute”.
Pengaruh Tjong A Fie tidak hanya terasa di Medan, namun juga di luar
negeri seperti Penang, Singapura, Hong Kong, Tiongkok dan bahkan
Amsterdam. Di Amsterdam, dia menjadi seorang pendiri Institut Kolonial
yang kini bernama Institut Tropis Kerajaan (”Koninklijk Instituut voor
de Tropen”).
Tjong A Fie meninggal pada tahun 1921. Nama Tjong A Fie sempat
diabadikan sebagai nama sebuah jalan di Medan, meski nama jalan tersebut
kemudian diganti menjadi Jl KH Ahmad Dahlan.
Pada tahun 2009 diadakan eksibisi 150 tahun Tjong A Fie atau “150
tahun Tjong A Fie Heritage Exhibition” di rumah yang terletak di Jalan
Kesawan (sekarang Jalan Ahmad Yani), Medan tersebut.
Melalui foto dan lukisan yang ada dapat diketahui sejarah perjuangan
Tjong A Fie dalam pembangunan Kota Medan, serta sikapnya yang merakyat.
Pengunjung dapat melihat perannya dalam membangun kota Medan ketika
ribuan orang mengantar jenazah Tjong A Fie saat akan dimakamkan. Ia
diterima oleh berbagai golongan agama.
wisata di berastagi
wisata di berastagi
minum teh / kopi panas memang pas kalau kita menikmatinya di
berastagi. menikmatinya bisa kapan saja, menurut saya minumnya pada pagi
hari,karena udara dipagi hari sangat cool man terus..... minum teh
dech, otomatis badan terasa hangat, Brastagi juga dikenal dengan julukan kota Markisa & Jeruk Manis .. eeeeiiiiiiiiiiit, gak kalah nikmatnya kalau kita jalan-jalan ke tempat wisatanya. diantaranya:
pintu gerbang |
- HILLPARK
nah.....gambar disamping ini adalah pintu gerbang nya.ada banyak wahana permainan di Hillpark ini mau tau??upz ntar dulu
kami sajikan pemandangan Hillpark dari atas
it's amazing
Gelegar / halilintar
dari namanya aja sudah waaaooo
it's amazing, bagi anda yang suka suka berteriak
diwahana ini anda dapat berteriak sepuasnya
heheheheeh
anda tertarik???
makanya buruan datang!!!!!!
>serbuuuuuuu
Lost City
Lost City merupakan
tema yang mengusung
suasana purbakala
bebatuan layaknya jaman
dinosaurus.
Di Tema ini anda
di kelilingi ole
bebatuan besar beserta
fosil-fosil Dinosaurus
yang telah punah. Anda
dapat di berkeliling tema
ini dengan kerta hillpark yang
telah tersedia tentunya!
Dan jangan lupa! Ada wahana
Gelegar untuk menguji adrenalin anda
- BUKIT GUNDALING
Bukit Gundaling, adalah salah satu obyek wisata di Berastagi, yang berjarak kurang lebih 3 km dari pusat kota Berastagi. Bukit yang memiliki ketinggian 1575 dari permukaan laut, ini sangat nyaman sebagai tempat rekreasi keluarga. Dari atas bukit ini pula kita dapat menikmati panorama gunung berapi Sibayak dan Sinabung.
Untuk mencapai bukit ini dapat dilakukan dengan berjalan
kaki atau menggunakan sado. Di bukit ini terdapat taman yang indah,
tempat bersantai dan sarana jalan setapak untuk olahraga yang mengitari
puncak bukit Gundaling.
Dari
kota Medan ke arah Brastagi berjarak kurang lebih 66 km. Dapat
ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi dan bus umum yang
memerlukan waktu sekitar 2 jam. Di hari besar dan liburan, biasanya
memerlukan waktu yang lebih lama, kemacetan. Namun, Pemprovsu sudah
berusaha mengantisipasinya dengan membuat Peraturan Daerah (Perda)
Sumut tentang larangan atau pembatasan truk melintas di jalur wisata
Medan-Berastagi.
upz, kalau anda letih setelah seharian jalan-jalan di berastagi juga tersedia hotel lho!!
gak cukup satu hotel saja yg ada disini.antara lain
Hotel-hotel penginapan di Brastagi:
@ Sinabung International
@ Sinabung International
hotel sibayak / sibayak international |
dan masih banyak lagi antara lain
- Rose Garden
- Rudang Hotel
- Mutiara
- Bere Karona Hotel
- Bukit Kubu Hotel
- Danau Toba Int'l Cottage
- Brastagi Cottage
- G.M Panggabean International
- Brastagi Mega View
- Danau Toba Hotel
- Torong Inn Hotel
ACEH
ACEH
Masjid Raya Baiturrahman |
Dipusat kota Banda Aceh berdiri dengan megahnya sebuah Mesjid yang agung yang bernama "Mesjid Raya Baiturrahman".
Zaman dulu ditempat ini berdiri sebuah Mesjid Kerajaan Aceh. Sewaktu Belanda menyerang kota Banda Aceh pada tahun 1873 Mesjid ini dibakar, kemudian pada tahun 1875 Belanda membangun kembali sebuah Mesjid sebagai penggantinya.
Mesjid ini berjubah tunggal dan dapat diselesaikan pada tanggal 27 Desember 1883. Selanjutnya Mesjid ini diperluas menjadi 3 kubah pada tahun 1935. Terakhir diperluas lagi menjadi 5 kubah (1959 - 1968)
Mesjid ini merupakan salah satu Mesjid yang terindah di Indonesia yang memiliki bentuk yang manis, ukiran yang menarik, halaman yang luas dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam ruangan Mesjid tersebut.
Dipusat kota Banda Aceh berdiri dengan megahnya sebuah Mesjid yang agung yang bernama "Mesjid Raya Baiturrahman".
Zaman dulu ditempat ini berdiri sebuah Mesjid Kerajaan Aceh. Sewaktu Belanda menyerang kota Banda Aceh pada tahun 1873 Mesjid ini dibakar, kemudian pada tahun 1875 Belanda membangun kembali sebuah Mesjid sebagai penggantinya.
Mesjid ini berjubah tunggal dan dapat diselesaikan pada tanggal 27 Desember 1883. Selanjutnya Mesjid ini diperluas menjadi 3 kubah pada tahun 1935. Terakhir diperluas lagi menjadi 5 kubah (1959 - 1968)
Mesjid ini merupakan salah satu Mesjid yang terindah di Indonesia yang memiliki bentuk yang manis, ukiran yang menarik, halaman yang luas dan terasa sangat sejuk apabila berada di dalam ruangan Mesjid tersebut.
Taman Wisata Alam (TWA) Laut Pulau Weh ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 928/Kpts/Um/12/1982 tanggal 27 Desember 1982 seluas 2.600 Ha.
Secara geografis TWA Laut Pulau Weh terletak pada 0552’ Lintang Utara dan 9552’ Bujur Timur. Sedangkan secara administrasi pemerintahan termasuk Kecamatan Sukakarya, Kotamadya Sabang, Propinsi D.I. Aceh dan dari segi pengelolaan hutannya termasuk Resort Konservasi Sumber Daya Alam Iboih dan masuk pada Sub Balai Konservasi Sumberdaya Alam Propinsi NAD.
Di TWA Laut Pulau Weh, Sabang terdapat terumbu karang, baik karang yang keras maupun karang yang lunak dengan berbagai jenis, bentuk dan warna, yang kesemuanya membentuk gugusan karang yang menarik untuk dinikmati, antara lain karang dengan nama daerahnya karang lupas, karang rusa, karang kerupuk.
Selain terumbu karang, TWA Laut Pulau Weh, Sabang dapat ditemui jenis-jenis ikan karang seperti Angel fish, Tropet fish, Dunsel fish, Sergeon fish, Grope fish, Parrot fish dan lain-lain. Ikan-ikan ini berada di sekitar TWA Laut Pulau Weh dan sebagian merupakan endemik di daerah ini. Selain itu juga banyak ditemukan jenis-jenis ikan ekonomis seperti Tuna, Kakap, Kerapu, Bayan, Pisang-pisangan dan lain-lain.
Kegiatan wisata alam yang dapat dilakukan di TWA Laut Pulau Weh adalah kegiatan wisata tirta seperti berselancar, naik sampan, berenang, memancing, serta menyelam untuk menikmati alam bawah air dengan keanekaragaman terumbu karang serta ikan-ikan karangnya yang indah.
Beberapa fasilitas yang dapat mendukung kegiatan wisata antara lain : pondok-pondok penginapan di sekitar Iboih yang dibangun oleh masyarakat, shelter, MCK, masjid, kios cendera mata dan hotel yang terdapat di Gapang. Selain itu terdapat berbagai fasilitas yang berada di Pulau Rubiah yang dibangun oleh Dinas Pariwisata Dati I D.I. Aceh antara lain : pusat kegiatan menyelam yang dilengkapi dengan fasilitasnya (perahu motor, peralatan selam), mushola, shelter, MCK, rumah jaga, menara pengintai, jalan setapak, taman dan instalasi listrik.
Ekses konflik lokal yang pernah membelit Aceh telah berangsur sirna. Terpaan tsunami tahun 2004 pun telah lama usai. Kini bepergian ke Aceh, sama amannya dengan daerah lainnya di Indonesia. Wisatawan bisa mulai menyisipkan agenda wisatanya ke Aceh yang belum banyak diketahui orang.
Beranjak ke ibukota Banda Aceh, ada masjid kebanggaan masyarakat Aceh, Masjid raya Baiturrahman. Pada saat tsunami menerpa, masjid ini setempat terendah hingga 3 meter, namun tidak ada kerusakan yang berarti. Pantai Kota Banda Aceh juga menyajikan daya tarik tersendiri.
Masuk
ke tengah Aceh, ada Danau Laut Tawar. tak jauh dari situ ada juga Taman
Nasional Gunung Leuser yang menjadi tempat bermukim gajah dan harimau
sumatera yang kian langka. Ada juga Benteng Indrapatra yang dibangun
oleh kerajaan Lamuri, di abad ke -7, sebelum era kerajaan Islam di Aceh
datang.
Satu lagi lokasi yang cukup menjanjikan adalah Pulau Weh. Pulau yang terletak di penghujung Sumatera ini memiliki pemandangan pantai yang indah dan koral-koral tepi pantai yang jernih. Bayangkan jika Anda berdiri di titik terluar Indonesia? menarik bukan?
Photography by Barry Kusuma
www.barrykusuma.com
6 comments:
-
-
sebenarnya saya ingin sekali pergi ke Sabang dan pulau Weh karena
katanya taman lautnya bagus sekali. Tapi yg selalu saya dengar adlh
orang luar, maaf, khususnya nonmuslim, jika bepergian ke Aceh tidak
disambut ramah dan tidak aman di sana.... ini jadi mengurungkan niat
saya bepergian ke Sabang... apa sekarang sdh tidak begitu lagi, itu
benar?
- 30 August 2010 23:28
-
-
saya pernah ke Aceh 4 tahun yang lalu dan dulu pun tidak seperti itu
kok, informasi itu tidak benar. penduduk aceh sangat ramah kok, memang
ada beberapa aturan daerah yang mereka miliki. terutama di bulan Puasa,
misal berpakaian yang sopan dan jangan makan minum di Jalan umum di
bulan Puasa.
dan saat ini di aceh sudah terbuka tidak ada untuk orang non muslim yang diperlakukan tidak baik, karena pasca tsunami aceh banyak sekali orang asing yang berada disana. untuk Pulau Weh itu lebih bebas dan terbuka dari Aceh, dan banyak sekali turis asing yang diving disana.
- 30 August 2010 23:38
-
-
terimakasih atas informasinya, saya bantu promosi blognya ke teman2 & org luar yg sy kenal dari web ya.. :)
- 3 September 2010 09:20
-
-
Silahkan..oiya yg web berbahasa inggris ada di www.cometoindonesia.blogspot.com trims
- 3 September 2010 10:07
- Aidia Photography said...
-
hallo kawan kawan salam kenal,,,kebetulan saya adalah putra aceh
sendiri,,,Buat rina di Aceh kami sangat menghormati agama yang lain dan
belum pernah dari kecil sampai saya berumur 23 tahaun saya dengar adanya
keributan yang di picu oleh masalah agama, dalam adat orang aceh "Semua
tamu yang datang kerumah wajib di hormati dan beramah tamah apakah dia
muslim atau bukan itu tidak pernah di permasalahkan " jiak ada yang
berminat kesabang saya sendiri mao mendampingin dan tanpa di bayar saya
gak apa....saya juga bisa menemai kawan- kawan semua yang ingin menyelam
disabng karena kebetulan saya juga penyelam,,,,,salam kenal Berkunjung
ke blog saya ya,,,, datang lah ke aceh dan buktikat sendiri
- 8 November 2010 13:05
Wisata Pulau Weh Sabang Memukau Ribuan Mata
Wisata Pulau Weh Sabang Memukau Ribuan Mata
Hari ini Tiga Puluh Juni Dua Ribu Sebelas, di hari penutup bulan enam ini saya ingin berbagi keindahan sebuah pulau yang memancarkan panorama alam laut yang memukau ribuan mata.
Pulau yang satu ini berada sangat strategis di pucuk Sumatera. Panorama indahnya memukau semua orang untuk mengunjunginya. Sabang, begitu orang-orang mengenalnya.
Sabang merupakan sebuah nama administrasi dari salah satu kota di Provinsi Aceh.
Ramai juga orang-orang mengenalnya dengan Pulau Weh. Pulau Weh inilah
yang menjadi wilayah administrasi dari Kota Sabang. Dengan Jaraknya
sekitar 14 mil atau 22,5 Km dari Banda Aceh yang dapat ditempuh kurang
lebih selama 2 jam dengan kapal Fery dan 45 menit dengan kapal cepat,
anda akan berada di penuh kenangan ini .
Sejarah menyebutkan bahwa pulau ini diberinama Weh “pindah” karena dulunya pulau ini bersambung dengan Sumatera. Pisahnya Pulau Weh dengan Pulau Sumatera dikarenakan oleh letusan gunung berapi. Sabang sendiri berasal dari bahasa Arab yaitu Shabag yang artinya gunung meletus.
Gunung berapi yang menjadi bagian dari sejarah tersebut masih dapat
dijumpai di Jaboi dan Pria Laot yang gunung berapinya berada di dalam
laut. Gunung berapi Pria Laot dapat anda saksikan hanya dengan menyelam
atau snorkeling pada kedalaman 9 meter.
Sabang memiliki pantai yang begitu indah dan eksotis.
Ditambah lagi lautnya yang langsung berhubungan dengan Samudera Hindia.
Tak heran banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke
Sabang ini. Lokasinya yang begitu strategis, yang mudah diakses dari
benua lain menjadikan Sabang sebagai tempat wisata atau honeymoon.
Banyak pilihan aktivitas yang bisa
dilakukan di pulau ini, mulai dari diving, snorkeling, swimming atau
bahkan hanya relaksasi di pantai sambil berjemur dan menyaksikan sunset.
Semua aktivitas ini dapat anda penuhi di Pantai Rubiah, Pantai Iboh, Pantai Gapang, Pantai Sumur Tiga begitu juga di Pantai Anoi Itam.
Anda akan melupakan kerjaan, tugas dan segala kejenuhan keseharian anda ketika berada di pulau ini. Menikmati indahnya taman laut dengan diving atau snorkeling akan membuat relaks tubuh dan pikiran anda. Akhiri hari dengan pemandangan sunset yang indah lengkapi kesenangan anda berlibur ke Pulau Weh Sabang.
Posted in Sabang, Wisata
|
Tagged Pesona Aceh, Pulau Weh, Sabang, Sahabat Jari, Wisata Bahari, wisata pulau weh sabang memukau ribuan mat, wisata pulau weh sabang memukau ribuan mater, wisata pulau weh sabang memukau ribuan meta, wisata pulau weh sabang memukau ribuan mta, wisata pulau weh sabang memukau ribuan wmata
|
Leave a comment
Kuah Pliek U ala Aceh Besar
Berawal dari pembicaraan hangat seputaran kuliner Aceh, muncul topik mengenai kuliner dari Aceh Besar. Modifikasi dari sajian khas Aceh yang menjadi kuliner istimewa ini membuat Kuah Pliek U ala Aceh Besar sedikit berbeda. Kuah Pliek U ala Aceh Besar dimasak bersama Cue.
Cue merupakan salah satu jenis kerang/keong yang biasa ditemukan di
zona estuaria. Bagi Masyarakat Aceh Besar dan sekitarnya, Cue dapat
diperoleh di wilayah Leupung. Leupung menjadi tempat khas untuk
menemukan kerang jenis ini.
Keunikan Kuah Pliek U ala Aceh Besar
tidak hanya terletak pada penambahan Cue kedalamnya, namun Keunikan
juga muncul pada saat kita melahapnya. Bagi anda yang baru saja mengenal
sajian ini akan dibuat repot dan butuh waktu untuk melahapnya. Menyantap Cue dalam Kuah Pliek U ini harus memilki keahlian khusus. Bagaimana tidak, Cue yang hanya memiliki lubang kecil ini harus dikeluarkan dari cangkangnya untuk melahap dagingnya.
Sekarang anda bertanya-tanya bagaimana
cara menikmati sajian khas ini. Tidak sulit untuk mencobanya, anda hanya
butuh sedikit tenaga untuk menyedot daging Cue dari lubang cangkangnya
menggunakan mulut anda. Jika anda ternyata belum berhasil
mengeluarkannya, anda dapat mengulanginya. Sebentar, anda juga perlu
trik untuk melakukannya untuk kali kedua. Anda harus menarik kembali
daging Cue dengan menyedot punggungnya, itu juga anda lakukan dengan
mulut anda. Nah, sekarang baru anda ulangi lagi keluarkan daging Cue
dari cangkangnya.
Bagi masyarakat Aceh Besar, keahlian menyantap Cue ini sudah tidak diragukan lagi.
Anda juga akan sama mahirnya jika anda sudah mencobanya. Kali pertama
mungkin anda memiliki kesulitan, namun kali kedua, ketiga dan seterusnya
anda telah menjadi orang Aceh Besar.
Sekarang saatnya anda yang sedang baca
tulisan ini untuk mencobanya. Tidak hanya Cue Kuah Pliek U, masih banyak
kuliner Aceh yang harus anda coba. Selamat mencoba.
Posted in Aceh Besar, Kuliner, Visit Banda Aceh, Wisata
|
Tagged Aceh Besar, kuah pliek u ala aceh besar ada, kuah pliek u ala aceh besar dan, kuah pliek u ala aceh besar dengan, kuah pliek u ala aceh besar indonesia, kuah pliek u ala aceh besar khas, Kuliner Aceh, Pesona Aceh, Sahabat Jari, Teman Ngopi, Visit Banda Aceh
|
Leave a comment
Berbagi Untuk Konservasi
Dua Lima Juni Dua Ribu Sebelas, aktivitasku kembali ke laut. Berawal dari berbagi ilmu dalam proses pemantauan kondisi ekosistem terumbu karang, hingga berlanjut pada aplikasi langsung bagi beberapa peserta Pelatihan Pemantauan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat.
Pelatihan ini aku lakukan bersama tiga temanku yang sepaham, seilmu dan sepayung pada dunia pesisir dan laut, khususnya pada ekosistem terumbu karang.
Besarnya peran dan fungsi terumbu karang, resiko ancaman yang tinggi,
hingga melihat semangat masyarakat setempat untuk menjaga potensi laut
yang mereka miliki, sepakat aku bersama tiga rekanku untuk menunjuk
Ujung Pancu sebagai tempat strategis melakukan pelatihan ini.
Ujung Pancu merupakan nama
geografis dari salah satu wilayah administrasi Kecamatan Peukan Bada,
Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Wilayah ini memiliki
potensi hutan hujan tropis dan pesisir yang memiliki potensi pesisir dan
laut yang begitu besar. Berlatarbelakang pada kondisi ini, maka
pelatihan ini penting bagi peserta untuk menentukan masa depan potensi
wilayah pesisir tempat tinggal mereka.
Pemantauan menggunakan metode Manta Tow dianggap tepat bagi peserta
yang berlatarbelakang masyarakat awam dari pengetahuan ekosistem
terumbu karang. Pelatihan dimulai dengan memperkenalkan ilmu dasar
tentang ekosistem terumbu karang dan memahami metode pemantauan yang
akan dilakukan hingga berlanjut pada pemantauan langsung ke lingkungan
sesungguhnya ekosistem terumbu karang.
Semangat peserta yang terlihat pada paras
wajah mereka dapat menjadi poin berharga bagi aku dan tiga temanku.
Materi hingga aplikasi ke lapangan dapat dilakukan dengan baik, ilmu
yang telah diberikan menjadi harapan untuk dapat diaplikasikan pada
waktu-waktu lainnya demi terkumpulnya data ekosistem terumbu karang.
Langganan:
Postingan (Atom)